Ini adalah sebuah resiko yang harus aku tanggung setelah hatiku memutuskan untuk mencintainya. Percaya atau tidak, nyaris setiap hari aku harus mendengarkan celotehannya yang memuakkan tentang ‘aprodite’ nya itu. Ingin sekali aku membentaknya, meneriakan isi hatiku yang sejujurnya padanya, bahwa aku benar-benar muak mendengar celotehannya yang menjijikan itu. Tapi jika aku seperti itu.. dia akan pergi dari sisiku, dan dia tak akan ada lagi di jarak pandangku. Dan saat itulah, lubang besar menganga di hatiku.
Casey Kim, pemuda blasteran Korea yang bisa dibilang nyasar ke Indonesia. Orang tuanya bercerai, lalu ibunya menikahi laki-laki Indonesia. Dengan sejuta keterpaksaan, akhirnya dia ikut pindah ke Indonesia.
“Kenapa dia bisa mempesona seperti itu? Astaga…” Gumamnya sambil memandangi ‘aphrodite’ nya seperti biasa. Aku hanya diam. Aku sangat kuat, Aku tidak mungkin menangis hanya karena ini.
Semenjak pindah, enam tahun lalu, akulah yang menjadi tour guide-nya. Otomatis aku mengikutinya kemana-mana, takut dia tersesat atau apa.
Mungkin aku mencintainya karena itu, Karena dia selalu ada di depan mataku selama ini. Tapi tidak begitu untuk Casey. Dia memliki ‘Aphrodite’nya sendiri.
Hampir setiap hari mulutnya berceloteh tentang betapa mempesonanya dia, betapa ia ingin berkenalan dengannya, Betapa hatinya serasa di sirami air surga jika melihatnya.